Kamis, 03 April 2014

Makalah Parasitologi "GIARDIA LAMBLIA"


MAKALAH PARASITOLOGI
IDENTIFIKASI KELAS MASTIGOFORA (Flagellata)
SPECIES Giardia lamblia

Dosen pembimbing:
Lisa setia,SP


Di susun oleh :
Donny S.
AK.412012




YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU

2013


KATA PENGANTAR


Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat-Nyalah saya  bisa menyesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai identifikasi kelas mastigofora (Flagellata) Species Giardia lambia. Giardia lamblia adalah parasit usus yang menginfeksi manusia. Gardia lamblia termasuk dalam kelas mastigofora (flagellata) dan penyakit yang disebabkan adalah giardiasis.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Lisa setia, SP selaku dosen mata kuliah parasitologi (praktikum) di Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, informasi, serta wawasan mengenai Giardia lamblia.
Kiranya makalah yang saya buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa menyempurnakan isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.


Banjarbaru,   Oktober  2013


            Penyusun




i

BAB 1
Pendahuluan
Giardia lamblia

1.1 Latar Belakang
Class
:
Flagelata
Family
:
Hexamitidae
Genus
:
Giardia
Species
:
Giardia lamblia




Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flegellata ini pertama kali dikenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama “intestinalis”. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia (identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya (anaerob).
Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8  jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.  Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek  tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
(page 1)
1.2 Distribusi Geografis
G.lamblia  adalah parasit  yang tersebar di kosmopolit dan lebih sering di temukan di daerah yang beriklim panas daripada di daerah yang beriklim dingin.parasit ini juga ditemukan di indonesia banyak terjadi di uni soviet, meksiko, asia tenggara, dan barat amerika selatan.organisme ini tetap parasit usus yang paling sering diidentifikasi. dari 1964-1984,G. lamblia  menyebabkan sedikitnya 90 wabah yang terbawa air diare, mempengaruhi lebih dari 23.000 orang. . kelompok paling berisiko infeksi termasuk wisatawan, anak-anak, pria homoseksual, dan individu dengan negara-negara defisiensi imunoglobulin (diwariskan atau diperoleh)Sebuah studi oleh Yoder et al melaporkan bahwa, meskipun giardiasis terjadi di seluruh Amerika Serikat, kejadian ini terbesar di negara bagian utara dengan serangan puncak dari awal musim panas sampai awal fall.10 Namun, hal ini mungkin terkait dengan perbedaan dalam sistem surveillance negara masing-masing dan mungkin tidak selalu mencerminkan peningkatan insiden sejati dalam states.10 utara.

1.3 Hospes dan nama penyakit
Giardiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis atau Lamblia intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae, subfilum Mastigophora, filum Sarcomastigophora. Patogen ini hidup berkoloni di lumen usus halus manusia dan lebih sering menyerang anak usia balita dan sekolah dibandingkan orang dewasa. Manusia adalah hospes alamiah  giardia lamblia.spesies giardia dengan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan .penyakit yang disebabkan parasit ini disebut giardiasis. Giardiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasit yang disebut Giardia intestinalis. Gejala penyakit ini adalah diare, muntah, kram perut, kembung dan kentut berbau busuk. Giardiasis biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan dan dapat dengan mudah diobati. Penularan giardiasis adalah jalur fekal-oral. Protozoa ini ketika di dalam usus membentuk cangkang pelindung keras yang dikenal sebagai kista Giardia. Kista dapat keluar dari tubuh penderita melalui feses (tinja). Setelah di luar tubuh, giardia biasanya ditularkan melalui air minum yang telah terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi.
  (page 2)

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Morfologi dan Daur Hidup
            Giardia intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis. Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681. Flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberikan nama “intestinalis”. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lamblia.
Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:
    a) . Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas.  Terdapat 2 pasang yang lengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
   b).Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.
                                                    

gambar Tropozoit Giardia lamblia 
Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.

Gambar Kista Giardia lamblia
(page 3)

G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat trofozoit yang berada di antara villi usus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada pada villi, trofozoit dengan batill isap akan melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit kemudian berkembangbiak dengan cara belah pasang longitudinal. Bila jumlahnya banyak sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999; Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak melekat pada mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus besar. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat, sehingga stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang padat.  Cara infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan makanan yang terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral. Giardia lamblia mempunyai bentuk tropozoit dan kista, dan hidup di duodenum dan di proksimal jejenum. Makan di ambil dari isi usus, meskipun parasite ini mungkin mendapat makanan dengan mempergunkan batil isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara berkembang biaknya dengan cara pembelahan mitosis selama terbentuk kista.
                Bentuk tropozoid simetris berukuran 15-20 x 5-15 mikron dan rata-rata 14x7 mikron. Mempunyai 2 inti/nucleus (Nu) dan kariosome (k) letaknya ditengah-tengah, bagian dorsal bentuknya convex (cembung), bagian ventral bentuknya mendatar dan terdapat 2 buah alat pengisap (AD = Adhesive Disc;sucking dise), yang berfungsi sebagai alat melekatkan diri pada dinding mukosa, pada bagian anteriornya terdapat blefaroplas, sitoplasma terdapa bintik-bintik halus, ujung posterior terdapat parabasal body (MB;Median Bodies). Mempunyai 4 pasang flagella (fg), yang terdiri dari : 2 psang cros lateral flagel (bagian anterior), sepasang uncross lateral flagel (tubuh bagian lateral), sepasang uncross flagella (terletak bagian posterior).
(page 4)
             parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista bentuk trofozoit ini bilateral  simetris seperti buah buah jambu monyet dan begian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing.permukaan dorsal cembung(konveks)dan pipih disebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung menempati setengah menempati anterior badan parasit.Ukuran parasit ini 12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior,bentuknya oval dengan kromosom di tengah atau butir-butar kromatin yang tersebar di plasma inti .Trofozoit mempunyai empat  pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas.sepasang flagel keluar dari 2 blefaroplas anteriol.sepasang flagel lateral berasal dari 2 blefaroplas lateral  di antara dua inti dan kedua aksonema berjalan ke anteriol.lalu saling menyilang  di garis tengah dan garis lengkung  dipinggir batil isap,kemudian masing-masing keluar  dari sisi lateral  kanan dan kiri .sepasang aksonema yang agak tebal (disebut aksostil)berasal dari 2 blefaroplas median berjalan ke posterior  dan keduanya keluar dari ujung posterior .dari sepasang blefaroplas  yang leteknya di tengah-tengah dua batil isap ,keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral.dua batang yang agak melengkung  dianggap sebagai benda parabasal ,leteknya melintang di posterior dari batil isap. Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki : sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
(page 5)
                      Kista yang bentuknya oval  berukuran  8-12 mikron,mempunyi dinding tipis dan kuat .sitoplasmanya berbutir  halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti ;yang matang mempunyai 4  inti,letaknya pada satu kutub .waktu kista dibentuk ,trofozoit menarik kembali flagel-flagel  kedalam aksonema ,sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup di rongga usus kecil,yaitu duodenum dan bagian  proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu dengan pergerakaqn flagel yang cepat trofozoit bergerak dari Satu tempat ke tempat yang lain dengan batil isap ,melekatkan diri pada epitel usus.trofozoit berkembang biak dengan belah pasang longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan trofozoit.el.enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,bila tinja mulai padat.bila kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi eksistasi di duodenum ,kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit.
(page 6)
2.2 Patologi dan gejala klinis
         Adanya G.limblia  pada hospes dengan batil isapnya melekat pada mukosa  duodenum dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala .bila timbul kelainan ,hanya berupa iritasi yang disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa  dengan batil isapnya.lesi berupa vilus menjadi pendek  dan peradangan pada kripta dan lamina propria,seperti terdapat pada sindroma malabsorbsi .tidak diketahui ;apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan oleh factor  mekanik dan toksik dan factor lainya.infeksigiardia dapat menyebabkan diare,disertai steatore karena gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12.produksi enzim mukosa juga berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas lipase  pangkreatik ,kelainan fungsi  usus kecil ini disebut sindrom malaabsorbsi,yang menimbulkan gejala kembung,abdomen membesar dan tegang ,mual,anoreksia,feses banyak  dan berbau busuk dan mungkin penurunan beratbadan .setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel. Gejala klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri (Faubert, 2000). Giardia lamblia dapat ditemukan pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia. Protozoa ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber air seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-anak yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area, homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-hewan tertentu. Gejala giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan malabsorbsi. Diagnosis dengan ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses. Metode immunofluorescece dan enzyme immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi G. Lamblia dalam feses. Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised  (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.
(page 7)
Giardiasis bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3) diare kronik. Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung karena ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan berwarna pucat, berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga menyebabkan komplikasi yaitu, malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada infant dan anak usia muda (Farthing, 1996). Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada infeksi simptomatis (Filer, 1996) dan alergi  ditemukan pada infeksi giardiasis (Di Prisco et al., 1998). Penyakit pankreas dan hati terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi Giardia sp. (Carroccio et al., 1997; Nakano et al., 1995; Roberts et al., 1998). Walaupun sangat jarang giardiasis juga dilaporkan berhubungan dengan arthritis (Letts et al., 1998), arteritis retina dan iridosiklitis (Corsi et al., 1998). Metode diagnostik yang standar untuk Giardiasis adalah pemeriksaan tinja dengan menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan trofozoit. Trofozoit juga dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal junction dengan endoskopi atau dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis dalam tinja segar dengan teknik IFAT dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik.
(page 8)
2.3 Manifestasi dan gejala infeksi
Kolonisasi Giardia menyebabkan radang usus dan villous atrophia ( mengurangi kemampuan absorpsi dari usus). Gejala infeksi meliputi:
  • Diare,
  • rasa tidak nyaman pada perut,
  • buang gas yang berlebihan (kentut yang berbau busuk)
  • bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak dan muntah,
  • steatorrhoea (feses berwarna pucat, berbau busuk, dan licin),
  • nyeri pada daerah epigastric (antara dada dan perut),
  • perut sering kembung,
  • mual,
  • kurang nafsu makan,
  • mungkin (tapi jarang) muntah-muntah yang banyak,
  • kehilangan berat badan,
  • Pus,
  • lendir dan darah yang tidak biasa di feses.
(page 9)
Dalam individu yang sehat, tubuh biasanya dapat membatasi infeksi. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yang mengalami infeksi Giardia berulang umumnya adalah mereka yang memiliki kekurangan IgA, dan dapat mengembangkan penyakit kronis. Kekurangan Lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi Giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu, dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa giardiasis harus dianggap sebagai penyebab kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.
Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala / asimtomatik  dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes melalui cakram berperekat di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan hidup secara anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan radang usus. Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah.  Giardiasis biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi dalam kondisi tertentu tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic. Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.
(page 10)
2.4 Penularan
Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum, makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Cyst (kista?) Giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan.
 Giardiasis menular melalui oral yaitu dengan proses menelan air minum, makanan atau oleh rute faecal-oral ( bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Kista Giardia dapat bertahan di air hangat selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
(page 11)
Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel, organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang longitudinal.
Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar bersama feses.
Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan dan pengeringan.
Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta kista.
Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit kembali.
(page 12)

2.5 Diagnosis
Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan doudenum atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom, morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya
Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang akurat memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan berdasarkan gejala
      Gejala klinis giardiasis tidak kas .diagnosis ditegakan  dengan menemukan bentuk trofozoit dalam tinja  padat .dalam sediaan basah  dengan larutan iodine atau dalam sediaan  yang dipulas dengan trikrom  morfologi  G.lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari  protozoa lain.trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami  desintegrasi .teknik  konsentrasi  dapat meningkatkan penemuan kista.dengan enterotest harus ditelan kapsul gfelatin  kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat diperiksa secara  mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai penyebab gejala duodenitis .tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis  oleh sebab itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan karena cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan berdasarkan gejala. Infeksi pada manusia secara konvensional diobati dengan metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide. Metronidazole, walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus (putih) sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan antipyretic. Namun harus dihindari penggunaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim (untuk berkontraksi). Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).
(page 13)
2.6 Pengobatan
          Giardiasis dapat  diobati dengan metronidazol yang jarang menimbulkan efek samping .dosis untuk dewasa adalah 3×250 mg sehari selama 7 hari,dosis anak disesuaikan dengan umur. Obat pilihan adalah tinidazol dengan dosis tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-35 mg/kg pada anak. Selain itu giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon.
Pengobatan infeksi pada manusia  secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole, tinidazole, atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek entimicrobial dan antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah).
(page 14)
2.7 Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1.      Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
2.      Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3.      Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4.      Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5.      Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan, keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi air minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode coagulation-sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan 2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum. Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis. Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi kista G.intestinalis.
(page 15)
Pada daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer. Disarankan untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan dikonsumsi. Parameter air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektivitas suatu perawatan terhadap infeksi.
·         Penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air permukaan tanah yang daerah terbuka
·           Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
·         Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas suatu perwatan terhadap infeksi
Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku keseharian khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit ini dari makanan-minuman yang kebersihannya diragukan.
(page 16)
2.8 Prognosis
Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai perbaikan lingkungan dan sanitasi

2.9 Epidemiologi
          G.lamblia ditemukan kosmopolit  ;prevalensinya 2-25% atau lebih ,tergantung dari golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan .prevalensi yang pernah ditemukan  di Jakarta adalah  4,4%.prevalensi   gradia lamblia  di Jakarta antara tahun 1983 dan 1990 adalah 2,9%(194 positif  dari 6810 sampel tinja yang dikirim  ke  bagian parasitologi  FKUI dari penderita di Jakarta).,transmisi  G.lamblia  terjadi dengan tertelannya  kista matang  .makanan dan  minuman yang terkontaminasi  dengan tinja ,juga lalat  atau dengan  penjaga makanan merupakan sumber infeksi ,tetapi kadang –kadang  transmisi  terjadi karna kontak langsung antara  individu yang terinfeksi  dengan individu  yang tidak terinfeksi seperti pada infeksi cacing kremi(hand-to-mounth). G. lamblia  lebih sering ditemukan pada anak –anak  daripada orang dewasa ,terutama pada umur  6-10 tahun  dari keluarga besar,di rumah yatim  piatu dan di sekolah dasar .terjadinya epidemic giardiasis ini  dilaporkan di tempat perawatan anak (day care centres).pada orang dewasa giardiasis ditemukan pada orang pada orang yang berpergian(travelrs diarrhea),karena air minum yang terkontaminasi .karena infeksi  G.lamblia  yangdapat menginfeksi manusia .G lamblia   juga dianggap sebagai parasit yang  ditularkan melalui seks  pada kaum homoseksual maupun  heteroseksual yang mempraktekan  seks oral –anal .infeksi giardia juga makin banyak ditemukan pada  penderita AIDS.selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal ,infeksi G.lamblia  juga dihubungkan dengan sindrom alergi seperti urtikaria kronik ,arteritis retinal  dan iridosiklitis pada anak-anak dan dewasa .pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama  dengan memperhatikan hygiene perorangan ,keluarga dan kelompok dengan menghindari air minum yang terkontaminasi.
(page 17)
Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap tahun (Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di daerah beriklim tropik dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin. Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian barat Amerika Selatan. Kista Giardia sp. secara umum lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam lingkungan pada jangka masa panjang (bulan). Kista ini lebih sesuai bertumbuh pada kondisi dingin, lembab, dan suhu rendah. Selain itu, kista resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi ultraviolet (UV). Mendidihkan kista pada suhu 60-70% selama 10 menit akan menurunkan viabilitasnya.
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang. 
(page 18)

DAFTAR PUSTAKA

HM,Muslim,M.kes, “ modul protozoologi medik”.
Parasitologi kedokteran, “protozologi, helmintologi, entomologi,”. :Bandung:, yrama widya.
Febriani, tugas-parasitologi-giardia-lamblia , 2010, http://febrianilimonuyahoocoid.blogspot.com/2010/06/tugas-parasitologi-giardia-lamblia-di.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
Maksumprocedure “giardia-lamblia”  ,2012,  http://maksumprocedure.blogspot.com/2012/05/giardia-lamblia.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
http://blogaaknasional.blogspot.com/2011/11/giardia-lamblia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar