MAKALAH PARASITOLOGI
IDENTIFIKASI KELAS MASTIGOFORA (Flagellata)
SPECIES Giardia
lamblia
Dosen pembimbing:
Lisa setia,SP
Di
susun oleh :
Donny S.
AK.412012
YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat-Nyalah saya bisa menyesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah
ini membahas mengenai identifikasi kelas mastigofora
(Flagellata) Species Giardia lambia. Giardia lamblia adalah parasit usus yang
menginfeksi manusia. Gardia lamblia
termasuk dalam kelas mastigofora (flagellata) dan penyakit yang disebabkan
adalah giardiasis.
Saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Lisa setia, SP selaku dosen mata kuliah
parasitologi (praktikum) di Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Saya berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan, informasi, serta wawasan mengenai Giardia lamblia.
Kiranya
makalah yang saya buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa menyempurnakan
isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatiannya, saya
ucapkan terimakasih.
Banjarbaru, Oktober
2013
Penyusun
i
BAB 1
Pendahuluan
Giardia lamblia
1.1 Latar Belakang
Class
|
:
|
Flagelata
|
Family
|
:
|
Hexamitidae
|
Genus
|
:
|
Giardia
|
Species
|
:
|
Giardia
lamblia
|
Parasit
ini di temukan oleh Anatomi Van
Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam
tinja, dan flegellata ini pertama kali dikenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama “intestinalis”. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari paris dan Dr. Lambl
dari Prague. Giardia lamblia (identik
dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit
yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis
(infeksi usus kecil). Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium
melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner.
Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem
pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi
dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan oksigen untuk
hidupnya (anaerob).
Manusia
adalah hospen alamiah Giardia lamblia,
selanjutnya spesies dan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan,
penyakit yang disebabkannya disebut Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi
geografik bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas
dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di
Indonesia. Dalam
silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang
dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang
keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum
dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu
merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus.
Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui
pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8
jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking
disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar.
Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis.
Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis.
Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam
lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. Giardia lamblia adalah salah satu protozoa
penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan
pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya
sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau
Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa
flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi,
berang-berang, rusa dan domba.
(page 1)
1.2 Distribusi Geografis
G.lamblia adalah parasit yang tersebar di
kosmopolit dan lebih sering di temukan di daerah yang beriklim panas daripada
di daerah yang beriklim dingin.parasit ini juga ditemukan di indonesia banyak
terjadi di uni soviet, meksiko, asia tenggara, dan barat amerika
selatan.organisme ini tetap parasit usus yang paling sering diidentifikasi.
dari 1964-1984,G. lamblia menyebabkan sedikitnya 90 wabah yang terbawa
air diare, mempengaruhi lebih dari 23.000 orang. . kelompok paling berisiko
infeksi termasuk wisatawan, anak-anak, pria homoseksual, dan individu dengan
negara-negara defisiensi imunoglobulin (diwariskan atau diperoleh)Sebuah studi
oleh Yoder et al melaporkan bahwa, meskipun giardiasis terjadi di seluruh
Amerika Serikat, kejadian ini terbesar di negara bagian utara dengan serangan
puncak dari awal musim panas sampai awal fall.10 Namun, hal ini mungkin terkait
dengan perbedaan dalam sistem surveillance negara masing-masing dan mungkin
tidak selalu mencerminkan peningkatan insiden sejati dalam states.10 utara.
1.3 Hospes dan nama penyakit
Giardiasis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia
lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis
atau Lamblia intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae,
subfilum Mastigophora, filum Sarcomastigophora. Patogen ini hidup berkoloni di
lumen usus halus manusia dan lebih sering menyerang anak usia balita dan
sekolah dibandingkan orang dewasa. Manusia adalah hospes alamiah giardia
lamblia.spesies giardia dengan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai
hewan .penyakit yang disebabkan parasit ini disebut giardiasis. Giardiasis
adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasit yang disebut Giardia
intestinalis. Gejala penyakit ini adalah diare, muntah, kram perut, kembung dan
kentut berbau busuk. Giardiasis biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi
kesehatan dan dapat dengan mudah diobati. Penularan giardiasis adalah jalur fekal-oral. Protozoa
ini ketika di dalam usus membentuk cangkang pelindung keras yang dikenal
sebagai kista Giardia. Kista dapat keluar dari tubuh penderita melalui feses
(tinja). Setelah di luar tubuh, giardia biasanya ditularkan melalui air minum
yang telah terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi.
BAB 2
Tinjauan
Pustaka
2.1
Morfologi dan Daur Hidup
Giardia
intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis)
adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis.
Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681.
Flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang
memberikan nama “intestinalis”. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru,
Giardia lamblia.
Parasit ini
mempunyai 2 stadium yaitu:
a) . Stadium
trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu
monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing.
Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat
batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian
anterior badan parasit. Ia mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian
anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin
tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang flagel yang berasal
dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2
pasang yang lengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di
posterior dari batil isap.
b).Stadium kista:
Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan kuat.
Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista.
Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti,
letaknya pada satu kutub.
gambar Tropozoit Giardia lamblia
Kista berukuran lebih kecil daripada
trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak kariosom lebih
eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah matur
terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan
longitudinal fibers.
Gambar Kista Giardia lamblia
(page 3)
G.lamblia hidup di rongga usus kecil,
yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan
kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka akan terjadi
ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah dan flagel tumbuh dari
aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat
trofozoit yang berada di antara villi usus bergerak dari satu tempat ke tempat
lain. Bila berada pada villi, trofozoit dengan batill isap akan melekatkan diri
pada epitel usus. Trofozoit kemudian berkembangbiak dengan cara belah pasang
longitudinal. Bila jumlahnya banyak sekali maka trofozoit yang melekat pada
mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999;
Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak melekat pada mukosa usus, akan mengikuti
pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus besar. Enkistasi
terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat, sehingga
stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang padat. Cara infeksi dengan menelan kista matang yang
dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan makanan yang
terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral. Giardia lamblia mempunyai
bentuk tropozoit dan kista, dan hidup di duodenum dan di proksimal jejenum.
Makan di ambil dari isi usus, meskipun parasite ini mungkin mendapat makanan
dengan mempergunkan batil isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara
berkembang biaknya dengan cara pembelahan mitosis selama terbentuk kista.
Bentuk tropozoid
simetris berukuran 15-20 x 5-15 mikron dan rata-rata 14x7 mikron. Mempunyai 2
inti/nucleus (Nu) dan kariosome (k) letaknya ditengah-tengah, bagian dorsal
bentuknya convex (cembung), bagian ventral bentuknya mendatar dan terdapat 2
buah alat pengisap (AD = Adhesive Disc;sucking dise), yang berfungsi sebagai
alat melekatkan diri pada dinding mukosa, pada bagian anteriornya terdapat
blefaroplas, sitoplasma terdapa bintik-bintik halus, ujung posterior terdapat parabasal
body (MB;Median Bodies). Mempunyai 4 pasang flagella (fg), yang terdiri dari :
2 psang cros lateral flagel (bagian anterior), sepasang uncross lateral flagel
(tubuh bagian lateral), sepasang uncross flagella (terletak bagian posterior).
(page 4)
parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista bentuk trofozoit ini
bilateral simetris seperti buah buah jambu monyet dan begian anteriornya
membulat dan bagian posteriornya meruncing.permukaan dorsal cembung(konveks)dan
pipih disebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang
cekung menempati setengah menempati anterior badan parasit.Ukuran parasit ini
12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian
anterior,bentuknya oval dengan kromosom di tengah atau butir-butar kromatin
yang tersebar di plasma inti .Trofozoit mempunyai empat pasang flagel
yang berasal dari 4 pasang blefaroplas.sepasang flagel keluar dari 2
blefaroplas anteriol.sepasang flagel lateral berasal dari 2 blefaroplas
lateral di antara dua inti dan kedua aksonema berjalan ke anteriol.lalu
saling menyilang di garis tengah dan garis lengkung dipinggir batil
isap,kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri
.sepasang aksonema yang agak tebal (disebut aksostil)berasal dari 2 blefaroplas
median berjalan ke posterior dan keduanya keluar dari ujung posterior
.dari sepasang blefaroplas yang leteknya di tengah-tengah dua batil isap
,keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral.dua batang yang agak
melengkung dianggap sebagai benda parabasal ,leteknya melintang di
posterior dari batil isap. Trofozoit
berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga ada yang
berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki :
sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah
dari permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral.
Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom
besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang
membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga
memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di
lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
(page 5)
Kista yang bentuknya oval berukuran 8-12 mikron,mempunyi dinding
tipis dan kuat .sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah
dari dinding kista kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti ;yang matang
mempunyai 4 inti,letaknya pada satu kutub .waktu kista dibentuk ,trofozoit
menarik kembali flagel-flagel kedalam aksonema ,sehingga tampak sebagai 4
pasang benda sabit yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup di rongga usus
kecil,yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di
saluran dan kandung empedu dengan pergerakaqn flagel yang cepat trofozoit
bergerak dari Satu tempat ke tempat yang lain dengan batil isap ,melekatkan
diri pada epitel usus.trofozoit berkembang biak dengan belah pasang
longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan trofozoit.el.enkistasi terjadi
dalam perjalanan ke kolon,bila tinja mulai padat.bila kista matang tertelan
oleh hospes maka terjadi eksistasi di duodenum ,kemudian sitoplasmanya membelah
dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit.
(page 6)
2.2 Patologi dan gejala klinis
Adanya G.limblia pada hospes
dengan batil isapnya melekat pada mukosa duodenum dan yeyenum tidak
selalu menimbulkan gejala .bila timbul kelainan ,hanya berupa iritasi yang
disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa dengan batil isapnya.lesi
berupa vilus menjadi pendek dan peradangan pada kripta dan lamina
propria,seperti terdapat pada sindroma malabsorbsi .tidak diketahui ;apakah
kelainan mukosa oleh giardia disebabkan oleh factor mekanik dan toksik
dan factor lainya.infeksigiardia dapat menyebabkan diare,disertai steatore
karena gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12.produksi enzim mukosa
juga berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas
lipase pangkreatik ,kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom
malaabsorbsi,yang menimbulkan gejala kembung,abdomen membesar dan tegang
,mual,anoreksia,feses banyak dan berbau busuk dan mungkin penurunan
beratbadan .setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel. Gejala
klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di
antara penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista
yang tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri (Faubert,
2000). Giardia lamblia dapat
ditemukan pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk
manusia. Protozoa ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun
oral-anal. Banyak sumber air seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa
ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Transmisi
G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-anak
yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area,
homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-hewan tertentu.
Gejala giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan
malabsorbsi. Diagnosis dengan ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses.
Metode immunofluorescece dan enzyme immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk
mendeteksi G. Lamblia dalam feses. Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi
infeksi secara alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised
(kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg
mengalami giardiasis berulang umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat
berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan
suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa
minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin
B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem
penyerapan usus.
(page 7)
Giardiasis
bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3) diare kronik.
Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung
karena ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan
berwarna pucat, berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga
menyebabkan komplikasi yaitu, malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan
perkembangan dan pertumbuhan pada infant dan anak usia muda (Farthing, 1996).
Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada infeksi simptomatis (Filer, 1996) dan
alergi ditemukan pada infeksi giardiasis
(Di Prisco et al., 1998). Penyakit pankreas dan hati terjadi pada orang dewasa
yang terinfeksi Giardia sp. (Carroccio et al., 1997; Nakano et al., 1995; Roberts
et al., 1998). Walaupun sangat jarang giardiasis juga dilaporkan berhubungan
dengan arthritis (Letts et al., 1998), arteritis retina dan iridosiklitis
(Corsi et al., 1998). Metode diagnostik yang standar untuk Giardiasis adalah
pemeriksaan tinja dengan menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan
trofozoit. Trofozoit juga dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal junction
dengan endoskopi atau dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis dalam
tinja segar dengan teknik IFAT dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan
spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik.
(page 8)
2.3 Manifestasi dan gejala infeksi
Kolonisasi
Giardia menyebabkan radang usus dan villous atrophia ( mengurangi kemampuan
absorpsi dari usus). Gejala infeksi meliputi:
- Diare,
- rasa tidak nyaman pada perut,
- buang gas yang berlebihan
(kentut yang berbau busuk)
- bersendawa dengan bau seperti
belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak dan muntah,
- steatorrhoea (feses berwarna
pucat, berbau busuk, dan licin),
- nyeri pada daerah epigastric
(antara dada dan perut),
- perut sering kembung,
- mual,
- kurang nafsu makan,
- mungkin (tapi jarang) muntah-muntah
yang banyak,
- kehilangan berat badan,
- Pus,
- lendir dan darah yang tidak biasa di feses.
(page 9)
Dalam
individu yang sehat, tubuh biasanya dapat membatasi infeksi. Sedangkan pada
pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat
berlangsung lama. Orang yang mengalami infeksi Giardia berulang umumnya adalah
mereka yang memiliki kekurangan IgA, dan dapat mengembangkan penyakit kronis.
Kekurangan Lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi Giardia, namun ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu, dan pemulihan penuh akan
terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa giardiasis harus
dianggap sebagai penyebab kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah
yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.
Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak
selalu menimbulkan gejala / asimtomatik dan sebagian besar dari mereka
menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia lamblia ini menambatkan dirinya ke
epithelium usus halus hospes melalui cakram berperekat di perutnya dan
berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes,
tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan
hidup secara anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh
protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain
oleh tubuh hospes (villous atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan
berat badan penderita serta menyebabkan radang usus. Tetapi ada beberapa kasus
orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi mukosa menjadi berlebihan
sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan penurunan berat badan.
Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Giardiasis biasanya tidak tersebar melalui
darah dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada
di usus kecil. Tetapi dalam kondisi tertentu tropozoit dapat menginvasi
jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang protozoa
dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic.
Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.
(page 10)
2.4
Penularan
Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan
yaitu bisa melalui air minum, makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui
tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah
dan anus). Cyst (kista?) Giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan
minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber air
tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan
jernih di gunung/pegunungan.
Giardiasis menular melalui oral
yaitu dengan proses menelan air minum, makanan atau oleh rute faecal-oral (
bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang
melibatkan lidah dan anus). Kista Giardia dapat bertahan di air hangat selama
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan
di air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air
yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan. Giardia
lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian doudenum, jejenum dan
bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung empedu.
Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat
berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
(page 11)
Infeksi dimulai ketika seorang
teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara terpajan oleh
HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskistasi
merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang
kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di
permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada
sel epitel, organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang
longitudinal.
Sebagian tropozoit akan mengalami
enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak
diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh
pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut
akan keluar bersama feses.
Kista resisten terhadap penggunaan kimia
ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta tahan dalam air dingin sampai
berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan dan pengeringan.
Pada seorang yang menderita berat,
dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi
sedang ditemukan sekitar 300 juta kista.
Dalam usus halus dimana isi usus
berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk tropozoit, tetapi setelah
masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama flagella
memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar
melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu
jam kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista
tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit
kembali.
(page 12)
2.5 Diagnosis
Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan
melalui pemeriksaan mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja
encer dan cairan doudenum atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit
hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan
iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom, morfologi giardia
lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya
Infeksi Giardia lamblia sering tidak
dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang akurat memerlukan test antigen
atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses.
Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten
terlihat pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk
banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris
yaitu melakukan berdasarkan gejala
Gejala klinis
giardiasis tidak kas .diagnosis ditegakan dengan menemukan bentuk
trofozoit dalam tinja padat .dalam sediaan basah dengan larutan
iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom morfologi
G.lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lain.trofozoit
dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami
desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan
kista.dengan enterotest harus ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus
yang menempel pada kapsul dapat diperiksa secara mikroskopik.tetapi
ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai penyebab gejala duodenitis
.tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis oleh sebab
itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak
dapat didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau
jika tidak tersedia, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa
tes pada feses diperlukan karena cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten
terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian sulit untuk menemukan infeksi, termasuk
banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris
yaitu memperlakukan berdasarkan gejala. Infeksi pada manusia secara
konvensional diobati dengan metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide.
Metronidazole, walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun
bisa menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker
pada tikus (putih) sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang
paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar
anggur Oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine
telah memiliki efek antimicrobial dan antipyretic. Namun harus dihindari
penggunaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim (untuk berkontraksi).
Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).
(page 13)
2.6 Pengobatan
Giardiasis dapat diobati dengan metronidazol yang jarang menimbulkan efek
samping .dosis untuk dewasa adalah 3×250 mg sehari selama 7 hari,dosis anak
disesuaikan dengan umur. Obat pilihan adalah tinidazol dengan
dosis tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-35 mg/kg pada anak. Selain itu
giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon.
Pengobatan infeksi pada manusia
secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole, tinidazole, atau
nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini
depan, namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan
menyebabkan kanker pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan.
Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate
(ditemukan pada akar anggur oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai
tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek entimicrobial dan antipyretic,
Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang
rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat menyebabkan
bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah).
(page 14)
2.7
Pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Mengkonsumsi air minum yang bersih
yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten
terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan
kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air
dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu
(cuci tangan).
5. Penyediaan makanan yang bersih dan
baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama
dengan memperhatikan hygiene perorangan, keluarga, dan kelompok., dengan
menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi air minum untuk mencegah
terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode
coagulation-sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi
kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada
biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih
minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan 2-4 tetes
kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum. Bila
airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis.
Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi kista
G.intestinalis.
(page 15)
Pada
daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan
penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer.
Disarankan untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan
dikonsumsi. Parameter air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat
mempengaruhi efektivitas suatu perawatan terhadap infeksi.
·
Penyaringan
dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air permukaan
tanah yang daerah terbuka
·
Menggunakan Yodium atau klorin
dioksida pada air yang dikonsumsi
·
Parameter
air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas
suatu perwatan terhadap infeksi
Ingat,
bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat
Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku
keseharian khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit
ini dari makanan-minuman yang kebersihannya diragukan.
(page 16)
2.8 Prognosis
Prognosis giardiasis adalah baik bila
pengobatannya tepat dan disertai perbaikan lingkungan dan sanitasi
2.9 Epidemiologi
G.lamblia ditemukan
kosmopolit ;prevalensinya 2-25% atau lebih ,tergantung dari golongan umur
yang diperiksa dan sanitasi lingkungan .prevalensi yang pernah ditemukan
di Jakarta adalah 4,4%.prevalensi gradia lamblia di
Jakarta antara tahun 1983 dan 1990 adalah 2,9%(194 positif dari 6810
sampel tinja yang dikirim ke bagian parasitologi FKUI dari
penderita di Jakarta).,transmisi G.lamblia
terjadi dengan tertelannya kista matang .makanan dan minuman
yang terkontaminasi dengan tinja ,juga lalat atau dengan
penjaga makanan merupakan sumber infeksi ,tetapi kadang –kadang
transmisi terjadi karna kontak langsung antara individu yang
terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada
infeksi cacing kremi(hand-to-mounth). G.
lamblia lebih sering ditemukan pada anak –anak daripada orang
dewasa ,terutama pada umur 6-10 tahun dari keluarga besar,di rumah
yatim piatu dan di sekolah dasar .terjadinya epidemic giardiasis
ini dilaporkan di tempat perawatan anak (day care centres).pada orang
dewasa giardiasis ditemukan pada orang pada orang yang berpergian(travelrs
diarrhea),karena air minum yang terkontaminasi .karena infeksi G.lamblia yangdapat menginfeksi
manusia .G lamblia juga
dianggap sebagai parasit yang ditularkan melalui seks pada kaum
homoseksual maupun heteroseksual yang mempraktekan seks oral –anal
.infeksi giardia juga makin banyak ditemukan pada penderita AIDS.selain
daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal ,infeksi G.lamblia juga dihubungkan dengan sindrom alergi seperti
urtikaria kronik ,arteritis retinal dan iridosiklitis pada anak-anak dan
dewasa .pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama dengan
memperhatikan hygiene perorangan ,keluarga dan kelompok dengan menghindari air
minum yang terkontaminasi.
(page 17)
Giardiasis
adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap
tahun (Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di
daerah beriklim tropik dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin.
Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan
bagian barat Amerika Selatan. Kista Giardia sp. secara umum lebih stabil dan
bertahan lebih lama dalam lingkungan pada jangka masa panjang (bulan). Kista
ini lebih sesuai bertumbuh pada kondisi dingin, lembab, dan suhu rendah. Selain
itu, kista resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi ultraviolet (UV).
Mendidihkan kista pada suhu 60-70% selama 10 menit akan menurunkan viabilitasnya.
Penyakit yang disebabkan oleh
Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara
berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak
dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun
pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam
interval yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai
flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang.
(page 18)
DAFTAR PUSTAKA
HM,Muslim,M.kes,
“ modul protozoologi medik”.
Parasitologi kedokteran, “protozologi,
helmintologi, entomologi,”. :Bandung:, yrama widya.
Febriani,
tugas-parasitologi-giardia-lamblia , 2010, http://febrianilimonuyahoocoid.blogspot.com/2010/06/tugas-parasitologi-giardia-lamblia-di.html
(diakses tanggal 29 oktober 2013)
Maksumprocedure
“giardia-lamblia” ,2012, http://maksumprocedure.blogspot.com/2012/05/giardia-lamblia.html (diakses
tanggal 29 oktober 2013)
http://blogaaknasional.blogspot.com/2011/11/giardia-lamblia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar