Selasa, 18 Maret 2014

Sistem Penggolongan darah MNSs



MAKALAH
GOLONGAN DARAH MNSs


Oleh :

AGUS HASPIAN PUTERA
AK. 412001
ANITA
AK.412006
DONNY S.
AK.412012
ELIDA RAHMI
AK.412017
HIQO FADRILAH
AK.412022




YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU

2014



    A.    DEFINISI

Penggolongan Darah Sistem MN Pada 1927, K. Landsteiner dan P Levine menemukan antigen baru. yang disebut antigen-M dan antigen-N. Sel darah merah manusia dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut sehingga terdapat golongan darah M, MN, dan N. Pada darah manusia, tidak terdapat aglutinin (zat penggumpal) untuk antigen-antigen ini sehingga transfusi darah tidak dipengaruhi sistem golongan darah ini (Suryo, 2001: 262). Namun, jika antigen tersebut disuntikkan ke dalam tubuh kelinci akan terbentuk anti-M atau anti-N dalam darah kelinci yang dapat menggumpalkan darah tersebut. Kemudian, zat anti-M dan anti-N yang dihasilkan darah kelinci, digunakan untuk menentukan golongan darah MN pada manusia dengan melihat reaksi penggumpalan eritrosit. Hal inilah yang menentukan penggolongan darah sistem MN pada manusia.
1.      Sejarah                                                                          
Penggolongan darah pada manusia maupun hewan selain dengan sistem ABO, juga dapat digolongkan berdasarkan sistem MN. Hal ini didasarkan pada hasil penemuan antigen baru oleh K. Landsteiner dan P. Levine pada tahun 1927 pada eritrosit. Antigen ini oleh Landsteiner dan Levin diberi nama antigen M dan antigen N. Sama halnya dengan sistem ABO, apabila di dalam eritrosit  terdapat antigen M maka golongan darah disebut golongan darah M, apabila di dalam eritrosit terdapat antigen N maka golongan darah  disebut golongan darah N, dan apabila memiliki kedua antigen tersebut (MN) maka bergolongan darah MN.
Pada tahun 1976, Landsteiner dan Lavene mengemukakan sistem penggolongan darah M, MN, dan N, yang masing-masing disebabkan oleh adanya perbedaan salah satu jenis antigen glikoprotein. Antigen glikoprotein ini terdapat pada membran sel darah merah yang disebut glikoforin A.
Antigen ini tidak membentuk zat anti (aglutinin), sehingga apabila ditransfusikan dari golongan satu ke golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Tetapi, apabila antigen tersebut disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, serum kelinci akan membentuk zat antinya. Maka, apabila serum kelinci yang mengandung zat anti ini disuntikkan ke dalam tubuh manusia, akan berpotensi menimbulkan gangguan.
2.      Sistem penggolongan
a.       Sistem MNS
Sistem ini mengklasifikasikan darah atas dasar M, N, S, s, U dan Ena antigen yang hadir pada permukaan RBC, dan melekat pada molekul khusus yang disebut glycophorin A dan B. Kombinasi antigen tersebut menimbulkan beberapa jenis darah.
Molekul glycophorin berfungsi sebagai reseptor melalui mana parasit malaria menyerang dan memasuki sel darah merah. Dalam kasus yang jarang terjadi, kurangnya lengkap dari molekul glycophorin (salah satu atau keduanya) terjadi pada beberapa individu sehingga menimbulkan tiga jenis darah yang langka. Sel darah merah hadir pada individu tersebut secara alami tahan terhadap perusakan oleh parasit malaria. Jenis darah yang langka ini adalah:
1)            En (a-) golongan darah: Ditandai dengan adanya glycophorin A, dan karenanya M, N dan Ena antigen. Ini telah diamati pada beberapa individu di Inggris, Finlandia dan Kanada.
2)            tipe U-darah: Ditandai dengan adanya glycophorin B, dan karenanya S, s dan U antigen. Hal ini ditemukan di antara sekelompok orang berkulit gelap keturunan Afrika.
3)            MkMk golongan darah: Lacks baik glycophorin A dan B, dan merupakan jenis paling langka golongan darah dalam kategori ini. Telah dilaporkan dalam beberapa keluarga di Jepang.
b.      Sistem MN
Adanya antigen M ditentukan oleh gen LM, adanya antigen MN ditentukan oleh LM dan LN, sedangkan adanya antigen-antigen N, ditentukan oleh gen LN. (L merupakan singkatan dari Landsteiner). Berdasarkan hal tersebut, macam fenotipe, genotipe dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M, MN, atau N dapat diketahui.
Hasil studi genetik menunjukkan pewarisan antigen M dan N akibat perkawinan di antara kedua orangtua terhadap tipe antigen anak.
Antigen orangtua
Antigen anak
Antigen yang tidak munggkin pada anak
M><M
M
N, MN
N><N
N
M, MN
M><N
MN
M, N
MN><MN
M, N, MN
-
N><MN
N, MN
M
M><MN
M, MN
N

Sistem MN ini berdasarkan aglutinogen M dan N. serta tidak memiliki sifat untuk menggumpalkan. System ini biasa digunakan sebagai alternatife terakhir dalam menentukan keturunan. Sehingga jarang sekali dipakai. Biasa dipakai apabila Sistem ABO dan Rhesus sudah tidak efektif.
Menurut sistem ini, golongan darah dibedakan menjadi tiga, yaitu :
(1)                Golongan darah M : beraglutinogen M
(2)                Golongan darah N : beraglutinogen N
(3)                Golongan darah MN : beraglutinogen M dan N 
c.       Sistem MN,M, dan N
Sistem penggolongan darah MN, M, dan N didasarkan pada dua molekul spesifik yang terletak pada permukaan sel darah merah. Orang-orang dengan golongan darah M mempunyai satu dari kedua tipe molekul ini dan orang dengan golongan darah N mempunyai tipe yang lainnya. Golongan MN dikarakterisasi oleh adanya kedua molekul pada sel darah merah.
Sebuah lokus gen tunggal, dimana dua variasi alel bisa berada, menentukan golongan-golongan darah ini. Individu M adalah homozigot untuk satu alel; individu N adalah homozigot untuk alel yang lainnya. Kondisi heterozigot terdapat pada golongan MN. Perlu diperhatikan bahwa fenotip MN bukanlah intermediet antara fenotip M dan N, tetapi kedua fenotip tersebut secara sendiri-sendiri terekspresikan oleh adanya kedua tipe molekul ini pada sel darah merah.
Golongan darah M, N, dan MN tidak menimbulkan penggumpalan pada darah manusia, karena darah manusia tidak membentuk zat anti M dan anti N. Penggumpalan akan terjadi apabila antigen tersebut (M, N, dan MN) disuntikkan ke tubuh kelinci. Menurut penelitian, keberadaan antigen itu ditentukan oleh suatu gen yang memiliki dua alel. Dengan demikian, golongan darah M memiliki genotip LMLM; golongan darah N memiliki genotip LNLN; sedangkan golongan darah MN memiliki genotip LMLN.
Bagaimanakah hubungannya dengan golongan darah AB0? Ternyata, pada semua golongan darah ditemukan golongan darah golongan darah MN. Jadi, golongan darah A ada kemungkinan memiliki golongan darah M, N, atau MN. Demikian pula, golongan darah B dan 0. Misalnya, orang bergolongan darah A, M mempunyai genotip IAIA, LMLM. Golongan darah B, M memiliki genotip IBIB, LMLM. Golongan darah A, N memiliki genotip IAIA, LNLN, dan seterusnya.  
3.      Proses persilang


   B.     CARA PEMERIKSAAN

Golongan darah tersebut dibagi menjadi 3 yaitu golongan darah M, N, dan MN. Golongan darah ini   tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena tidak ada kasus aglutinasi seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO. Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian golongan darah antara resipien dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat fatal bagi resipien.
Penentuan jenis golongan darah pada sistem MN berdasarkan pada ada tidaknya aglutinogen pada sel darah merah, tetapi tidak dikenal adanya aglutinin. Jumlah alel yang menentukan golongan darah seseorang hanya ada 2, yaitu I^M dan I^N . Kedua alel tersebut bersifat dominan.
Berikut karakteristik golongan darah sistem MN:
Fenotipe (Golongan Darah)
Genotipe    
Macam Glikoforin Membran
Reaksi dengan
Anti-M
Anti-N
M
LM
Glikoforin M
+
-
N
LN
Glikoforin N
-
+
MN
LMLN
            Glikoforin M danN
           
+
+
*) tanda (+) menunjukkan terjadi reaksi penggumpalan (aglutinasi), tanda (-) menunjukkan tidak terjadi reaksi penggumpalan.


DAFTAR PUSTAKA

Arzhi, penggolongan darah pada manusia, 2012, http://arzhi94.blogspot.com/2012/05/penggolongan-darah-pada manusia.html ( diakses tanggal 16 maret 2014 )
Ovich. M, golongan darah sistem mn, 2013, http://mulanovich.blogspot.com/2013/11/golongan-darah-sistem-mn.html#ixzz2wCgrzN7g (diakses tanggal 16 maret 2014)
http://biologipedia.blogspot.com/2010/11/pola-pewarisan-sifat-pada-manusia.html
http://www.artidefinisi.com/2012/07/penggolongan-darah-sistem-mn.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar