MAKALAH
GOLONGAN DARAH MNSs
Oleh :
AGUS HASPIAN PUTERA
AK. 412001
ANITA
AK.412006
DONNY S.
AK.412012
ELIDA RAHMI
AK.412017
HIQO FADRILAH
AK.412022
YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN
BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2014
A. DEFINISI
Penggolongan Darah Sistem MN Pada 1927, K. Landsteiner dan P Levine menemukan antigen
baru. yang disebut antigen-M dan antigen-N. Sel darah merah manusia
dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut sehingga
terdapat golongan darah M, MN, dan N. Pada darah manusia, tidak terdapat
aglutinin (zat penggumpal) untuk antigen-antigen ini sehingga transfusi
darah tidak dipengaruhi sistem golongan darah ini (Suryo, 2001: 262).
Namun, jika antigen tersebut disuntikkan ke dalam tubuh kelinci akan
terbentuk anti-M atau anti-N dalam darah kelinci yang dapat menggumpalkan
darah tersebut. Kemudian, zat anti-M dan anti-N yang dihasilkan darah
kelinci, digunakan untuk menentukan golongan darah MN pada manusia
dengan melihat reaksi penggumpalan eritrosit. Hal inilah yang menentukan penggolongan
darah sistem MN pada manusia.
1.
Sejarah
Penggolongan darah pada manusia
maupun hewan selain dengan sistem ABO,
juga dapat digolongkan berdasarkan sistem MN.
Hal ini didasarkan pada hasil penemuan antigen baru oleh K. Landsteiner
dan P. Levine pada tahun 1927 pada eritrosit. Antigen ini oleh
Landsteiner dan Levin diberi nama antigen M dan antigen N. Sama halnya dengan
sistem ABO, apabila di dalam eritrosit
terdapat antigen M maka golongan darah disebut golongan
darah M, apabila di dalam eritrosit terdapat antigen N maka golongan darah disebut golongan darah N, dan apabila memiliki
kedua antigen tersebut (MN) maka bergolongan darah MN.
Pada
tahun 1976, Landsteiner dan Lavene mengemukakan sistem penggolongan darah M,
MN, dan N, yang masing-masing disebabkan oleh adanya perbedaan salah satu jenis
antigen glikoprotein. Antigen glikoprotein ini terdapat pada membran sel darah
merah yang disebut glikoforin A.
Antigen
ini tidak membentuk zat anti (aglutinin), sehingga apabila ditransfusikan dari
golongan satu ke golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Tetapi,
apabila antigen tersebut disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, serum kelinci akan
membentuk zat antinya. Maka, apabila serum kelinci yang mengandung zat anti ini
disuntikkan ke dalam tubuh manusia, akan berpotensi menimbulkan gangguan.
2.
Sistem
penggolongan
a.
Sistem
MNS
Sistem ini
mengklasifikasikan darah atas dasar M, N, S, s, U dan Ena antigen yang hadir
pada permukaan RBC, dan melekat pada molekul khusus yang disebut glycophorin A
dan B. Kombinasi antigen tersebut menimbulkan beberapa jenis darah.
Molekul glycophorin berfungsi sebagai reseptor melalui
mana parasit malaria menyerang dan memasuki sel darah merah. Dalam kasus yang
jarang terjadi, kurangnya lengkap dari molekul glycophorin (salah satu atau
keduanya) terjadi pada beberapa individu sehingga menimbulkan tiga jenis darah
yang langka. Sel darah merah hadir pada individu tersebut secara alami tahan
terhadap perusakan oleh parasit malaria. Jenis darah yang langka ini adalah:
1)
En (a-) golongan darah: Ditandai
dengan adanya glycophorin A, dan karenanya M, N dan Ena antigen. Ini telah
diamati pada beberapa individu di Inggris, Finlandia dan Kanada.
2)
tipe U-darah: Ditandai dengan adanya
glycophorin B, dan karenanya S, s dan U antigen. Hal ini ditemukan di antara
sekelompok orang berkulit gelap keturunan Afrika.
3)
MkMk golongan darah: Lacks baik
glycophorin A dan B, dan merupakan jenis paling langka golongan darah dalam
kategori ini. Telah dilaporkan dalam beberapa keluarga di Jepang.
b.
Sistem MN
Adanya
antigen M ditentukan oleh gen LM, adanya antigen MN
ditentukan oleh LM dan LN, sedangkan adanya
antigen-antigen N, ditentukan oleh gen LN. (L
merupakan singkatan dari Landsteiner). Berdasarkan hal tersebut, macam
fenotipe, genotipe dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M,
MN, atau N dapat diketahui.
Hasil studi genetik menunjukkan pewarisan antigen M dan N akibat perkawinan
di antara kedua orangtua terhadap tipe antigen anak.
Antigen orangtua
|
Antigen anak
|
Antigen yang tidak munggkin pada anak
|
M><M
|
M
|
N, MN
|
N><N
|
N
|
M, MN
|
M><N
|
MN
|
M, N
|
MN><MN
|
M, N, MN
|
-
|
N><MN
|
N, MN
|
M
|
M><MN
|
M, MN
|
N
|
Sistem MN ini berdasarkan aglutinogen M dan N. serta tidak memiliki sifat
untuk menggumpalkan. System ini biasa digunakan sebagai alternatife terakhir
dalam menentukan keturunan. Sehingga jarang sekali dipakai. Biasa dipakai
apabila Sistem ABO dan Rhesus sudah tidak efektif.
Menurut sistem ini, golongan darah dibedakan menjadi tiga, yaitu :
(1)
Golongan darah M : beraglutinogen M
(2)
Golongan darah N : beraglutinogen N
(3)
Golongan darah MN : beraglutinogen M
dan N
c.
Sistem MN,M, dan N
Sistem penggolongan darah MN, M,
dan N didasarkan pada dua molekul spesifik yang terletak pada permukaan sel
darah merah. Orang-orang dengan golongan darah M mempunyai satu dari kedua tipe
molekul ini dan orang dengan golongan darah N mempunyai tipe yang lainnya.
Golongan MN dikarakterisasi oleh adanya kedua molekul pada sel darah merah.
Sebuah lokus gen tunggal, dimana
dua variasi alel bisa berada, menentukan golongan-golongan darah ini. Individu
M adalah homozigot untuk satu alel; individu N adalah homozigot untuk alel yang
lainnya. Kondisi heterozigot terdapat pada golongan MN. Perlu diperhatikan
bahwa fenotip MN bukanlah intermediet antara fenotip M dan N, tetapi kedua
fenotip tersebut secara sendiri-sendiri terekspresikan oleh adanya kedua tipe molekul
ini pada sel darah merah.
Golongan darah M, N, dan MN
tidak menimbulkan penggumpalan pada darah manusia, karena darah manusia tidak
membentuk zat anti M dan anti N. Penggumpalan akan terjadi apabila antigen
tersebut (M, N, dan MN) disuntikkan ke tubuh kelinci. Menurut penelitian,
keberadaan antigen itu ditentukan oleh suatu gen yang memiliki dua alel. Dengan
demikian, golongan darah M memiliki genotip LMLM;
golongan darah N memiliki genotip LNLN; sedangkan
golongan darah MN memiliki genotip LMLN.
Bagaimanakah hubungannya dengan
golongan darah AB0? Ternyata, pada semua golongan darah ditemukan golongan
darah golongan darah MN. Jadi, golongan darah A ada kemungkinan memiliki
golongan darah M, N, atau MN. Demikian pula, golongan darah B dan 0. Misalnya,
orang bergolongan darah A, M mempunyai genotip IAIA, LMLM.
Golongan darah B, M memiliki genotip IBIB, LMLM.
Golongan darah A, N memiliki genotip IAIA, LNLN,
dan seterusnya.
3.
Proses
persilang
B.
CARA PEMERIKSAAN
Golongan
darah tersebut dibagi menjadi 3 yaitu golongan darah M, N, dan MN. Golongan darah
ini tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena tidak ada kasus aglutinasi
seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO. Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian
golongan darah antara resipien dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat
fatal bagi resipien.
Penentuan jenis golongan
darah pada sistem MN berdasarkan pada ada tidaknya aglutinogen pada sel darah merah,
tetapi tidak dikenal adanya aglutinin. Jumlah alel yang menentukan golongan darah
seseorang hanya ada 2, yaitu I^M dan I^N . Kedua alel tersebut bersifat
dominan.
Berikut karakteristik
golongan darah sistem MN:
Fenotipe
(Golongan Darah)
|
Genotipe
|
Macam
Glikoforin Membran
|
Reaksi
dengan
|
|
Anti-M
|
Anti-N
|
|||
M
|
LM
|
Glikoforin
M
|
+
|
-
|
N
|
LN
|
Glikoforin
N
|
-
|
+
|
MN
|
LMLN
|
Glikoforin M danN
|
+
|
+
|
*) tanda (+) menunjukkan terjadi
reaksi penggumpalan (aglutinasi), tanda (-) menunjukkan tidak terjadi reaksi
penggumpalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arzhi, penggolongan
darah pada manusia, 2012, http://arzhi94.blogspot.com/2012/05/penggolongan-darah-pada
manusia.html ( diakses tanggal 16 maret 2014 )
Ovich. M, golongan
darah sistem mn, 2013, http://mulanovich.blogspot.com/2013/11/golongan-darah-sistem-mn.html#ixzz2wCgrzN7g
(diakses tanggal 16 maret 2014)
http://biologipedia.blogspot.com/2010/11/pola-pewarisan-sifat-pada-manusia.html
http://www.artidefinisi.com/2012/07/penggolongan-darah-sistem-mn.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar